‘SUNDA KELAPA’ HARBOUR

package_1919_jakarta-sunda00

For English version klik Here.uk-flag

Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan tertua yang ada di Indonesia dan terletak di Teluk Jakarta. Pelabuhan ini terletak dijalan  Jl.Maritim No.8 Sunda Kelapa, (14430) reservasi dapat dilakukan melalui telp. +6221 6928888. Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki fasilitas pelayanan Fasilitas Pelayanan Kapal : Panjang Dermaga : 3.005,5 m, Kedalaman Alur : -4 mLWS, Kedalaman Kolam : -4 mLWS dan Fasilitas Pelayanan Barang : Lapangan Penumpukan : 37.512 m2, Gudang : 8.305,75 m2. Pelabuhan ini sempat berganti nama beberapa kali namun berdasar SK Gubernur DKI Jakarta tanggal 6 Maret 1974 nama Sunda Kelapa ditetapkan sebagai nama resmi pelabuhan ini. Pada abad ke-5 Pelabuhan Sunda Kelapa berada dibawah kepemilikan Kerajaan Tarumanegara. Namun pada abad ke-12 berpindah tangan menjadi milik Kerajaan Sunda.

Pelabuhan ini merupakan persinggahan pelayaran antarbangsa yang dibangun tahun 1527 semasa pemerintahan Portugis. Kesultanan Demak yang melihat hubungan Portugis dengan Kerajaan Sunda sebagai sebuah ancaman, kemudian merencanakan penyerangan atas Sunda Kelapa. Pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan Kesultanan Demak-Cirebon dibawah pimpinan Fatahillah menyerang dan berhasil menguasai Sunda Kelapa dan merubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Peristiwa ini kemudian diingat sebagai ulang tahun Kota Jakarta. Setelah Demak berkuasa, pada tahun 1596 Belanda tiba pertama kali di Pelabuhan Sunda Kelapa yang dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Tujuan Cornelis de Houtman datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa untuk mencari rempah-rempah yang merupakan komoditas utama di Belanda.

Pada tahun 1610 Belanda membuat perjanjian dengan Pangeran Jayawikarta atau Wijayakarta penguasa Jayakarta dan membuat suatu perjanjian. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Belanda diijinkan membuat gudang dan pos dagang di timur muara sungai Ciliwung. Setelah perjanjian disetujui Belanda pun mendapat keuntungan yang besar akibat perdagangan rempah-rempah yang mereka lakukan di negeri asal mereka. Melihat keuntungan yang pesat, Belanda akhirnya memutuskan untuk melakukan ekspansi di Jayakarta dan kemudian mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Di bawah kekuasaan Belanda, pelabuhan Sunda Kelapa kemudian direnovasi. Semula pelabuhan Sunda Kelapa yang tadinya hanya memiliki kanaal sepanjang 810 m,diperbesar hingga menjadi 1,825 m.

Pada abad ke-19, pelabuhan Sunda Kelapa mulai sepi akibat terjadinya pendangkalan air di daerah sekitar pelabuhan sehingga menyulitkan kapal dari tengah laut yang hendak berlabuh, pada saat itu Terusan Suez baru saja dibuka dan seharusnya bisa menjadi peluang besar bagi pelabuhan Sunda Kelapa untuk dapat berkembang lebih pesat lagi. Namun melihat pelabuhan ini menyia-nyiakan potensi yang diberikan oleh Terusan Suez, Belanda kemudian mencari tempat baru untuk mengembangkan pelabuhan baru.

Pelabuhan Sunda Kelapa tidak hanya melakukan perdagangan dari berbagai nusantara saja tetapi juga dari pedagang-pedagang asing dari negeri luar seperti Tiongkok, Arab, India, Inggris dan Portugis. Bangsa Portugis bahkan membangun relasi dengan Kerajaan Sunda hingga diizinkan membuat kantor dagang di sekitar pelabuhan. Saat ini lokasi Pelabuhan Sunda Kelapa telah berkembang pesat menjadi pusat perkantoran, perdagangan, perindustrian, dan perhotelan. Sebagai pelabuhan tertua di wilayah DKI Jakarta yang masih mempertahankan ciri khas art tradisionalnya, Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi suatu obyek wisata terkemuka. Namun Pelabuhan Sunda Kelapa tidak terlihat sesibuk saat masa jayanya. Saat ini pelabuhan hanya melayani jasa untuk kapal antar pulau di Indonesia. Namun mengingat memiliki nilai sejarah yang tinggi, kini pelabuhan ini dialihfungsikan menjadi situs sejarah. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang ada di sekitar wilayah pelabuhan kini dijadikan Museum. Ada beberapa museum di sekitar pelabuhan,seperti Museum Bahari, Museum Fatahillah, Museum Wayang dan lain sebagainya.

AKSES MENUJU LOKASI WISATA :
Untuk menuju Stasiun Jakarta Kota, ada beberapa rute yang bisa kamu gunakan ketika memulai perjalanan dari suatu tempat manapun di penjuru Jakarta. Stasiun transit ditandai dengan ( )

Dari Tangerang

Tangerang – (Duri) – (Kampung Bandan) – Jakarta Kota

Tangerang – (Duri) – (Manggarai) – Jakarta Kota

Dari Maja – Parungpanjang – Serpong

Maja – Parungpanjang – Serpong – (Tanah Abang) – (Kampung Bandan) – Jakarta Kota

Maja – Parungpanjang – Serpong – (Tanah Abang) – (Manggarai) – Jakarta Kota

Dari Bekasi dan Jatinegara

Bekasi – (Jatinegara) – (Manggarai) – Jakarta Kota

Jatinegara – (Kampung Bandan) – Jakarta Kota

Dari Bogor/Depok

Bogor – Depok – (Manggarai) – Jakarta Kota

Waktu tempuh: kira – kira 21 menit jalan kaki ke arah utara dari Stasiun Jakarta Kota

Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/07/sejarah-pelabuhan-sunda-kelapa